TEORI IPA : Komponen Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - Telah kita ketahui bahwa bahwa Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains merupakan pengetahuan manusia tentang gejala-gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara observasi, eksperimen/penelitian, atau uji coba yang berdasarkan pada hasil pengamatan manusia. Pengamatan manusia dapat berupa fakta-fakta, aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan lain sebagainya.
Komponen penting dalam IlmuPengetahuan Alam yaitu ada tiga. Komponen tersebut yang saling berhubungan dan
tidak dapat dipisahkan, komponen IPA tersebut yaitu: 1) produk ilmiah, 2) proses
ilmiah, dan 3) sikap ilmiah.
Komponen Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Ilmu
Pengetauan Alam sebagai produk ilmiah
Maslichah Asy'ari (2006: 8) berpendapat bahwa Sains
sebagai produk merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam bentuk fakta,
konsep, prinsip, hukum dan teori. Srini M. Iskandar (1997: 2) menyatakan bahwa
fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada,
atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara
objektif. Fakta diperoleh dari hasil observasi secara intensif dan
kontinu/terus-menerus. Contoh dari fakta Sains adalah garam rasanya asin, besi
tengelam dalam air, tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempa bumi di Bantul (DIY) dan
lain sebagainya.
Konsep merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta
atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang
saling berhubungan. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda
seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai
ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai
bentuk wadah/tempat yang ditempatinya,
volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi
menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan.
Prinsip adalah generalisasi tentang hubungan antara
konsep-konsep yang berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan
generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan
prinsip adalah air jika dipanaskan akan menguap. Prinsip yang menghubungkan
adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan.
Hukum adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima
meskipun bersifat tentatif (dapat berubah), tetapi lebih bersifat kekal dari
pada prinsip karena telah berkali-kali mengalami pengujian. Contohnya, energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat diubah dalam
bentuk lain, misalnya dari kinetik diubah menjadi energi panas.
Teori adalah generalisasi tentang berbagai prinsip
yang dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena alam. Contoh dari teori adalah
teori meteorologi memprediksi kapan akan mulai musim hujan dan teori terjadinya
hujan, sehingga manusia/ilmuan dapat membuat hujan buatan.
Untuk mendapatkan produk ilmiah seperti tersebut
diatas para ilmuan melakukan kegiatan yang dikenal dengan proses ilmiah. Oleh
sebab itu, Sains sebagai suatu produk tidak bisa lepas dari Sains sebagai suatu
proses.
b. Ilmu
Pengetauan Alam sebagai proses ilmiah
IPA sebagai proses, menyangkut proses atau cara kerja
untuk memperoleh hasil (produk), inilah yang kemudian dikenal sebagai proses
ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah.
Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan
(Srini M. Iskandar, 1997: 5).
Dalam melakukan proses sains dibutuhkan berbagai macam
keterampilan, antara lain keterampilan:
- Mengamati/mengobservasi adalah kegiatan yang melibatkan satu atau lebih alat indera. Pada tahap pengamatan orang hanya mengatakan kejadian yang mereka lihat, dengar, raba, rasa, dan cium.
- Menggolongkan/klasifikasi adalah memilah berbagai obyek dan/atau peristiwa berdasarkan persamaan sifat khususnya, sehingga diperoleh kelompok sejenis dari obyek atau peristiwa yang dimaksud.
- Mengukur adalah kegiatan membandingkan benda yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan mengukur memerlukan bantuan alat-alat ukur yang sesuai dengan benda yang diukur.
- Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan perolehan fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio, visual, dan/atau audio visual. Cara-cara komunikasi yang sering digunakan dalam ilmu pengetahuan selain dengan bahasa tulis maupun lisan adalah melalui sajian bentuk grafik, tabel, gambar, bagan, simbol/lambang, persamaan matematika.
- Menginterpretasi adalah memberi makna pada data yang diperoleh dari pengamatan karena data tidak berarti apa-apa sebelum diartikan. Menginterpretasi berarti memberi arti/makna, misalnya: mengartikan tabel data, mengartikan grafik data. Menginterpretasi juga diartikan menduga dengan pasti sesuatu yang tersembunyi dibalik fakta yang teramati.
- Memprediksi/menginferensi adalah menduga sesuatu yang akan terjadi berdasarkan pola-pola peristiwa atau fakta yang sudah terjadi. Prediksi biasanya dibuat dengan cara mengenal kesamaan dari hasil berdasarkan pada pengetahuan yang sudah ada, mengenal bagaimana kebiasaan terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pola kecenderungan.
- Menggunakan alat adalah kegiatan merangkai dan memakai alat-alat untuk kegiatan pengujian atau kegiatan percobaan/eksperimen.
- Melakukan percobaan adalah keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
- Menyimpulkan adalah keterampilan memutuskan keadaan suatu objek berdasarkan fakta, konsep, prinsip yang diketahui.
c. Ilmu Pengetauhan Alam sebagai sikap ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan
dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Beberapa
kriteria yang termasuk dalam sikap ilmiah utama dalam berproses sains yaitu:
- Objektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh angapan pribadi, baik perasaan senang atau tidak senang.
- Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.
- Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
- Sikap hati-hati. Sikap ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
- Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.
- Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. Seorang ilmuan harus dapat membedakan mana yang fakta dan mana yang pendapat.
Demikainlah kajian teori tentang Komponen Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), semoga bermanfaat buat anda dalam membuat makalah tentang Komponen Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ditulis oleh:
Unknown - Saturday, March 2, 2013
Belum ada komentar untuk "TEORI IPA : Komponen Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)"
Post a Comment